31 Juli 2015

SENJA BAHAGIA SUBANDI BERSAMA JULIRA


Menjadi tua tak berdaya bukan pilihan yang mengenakkan bagi para pensiunan. BTPN Purna Bakti hadir membawa harapan kepada mereka. Tak sedikit yang telah merasakan nikmatnya senja. 

SUBANDI (63 tahun) tak kuasa menahan haru jika mengingat hari itu, delapan tahun silam, tepatnya hari Rabu di bulan Juli tahun 2007. Dia ingat betul hari itu. Setelah mengabdi selama 55 tahun di Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, tiba-tiba dia harus meninggalkannya. Bukan hal mudah. Tapi, dia harus melepaskan semua itu; kantor yang asri, rekan kerja yang sudah seperti saudara, dan suasana yang telah ia akrabi selama puluhan tahun. “Hari itu saya resmi pensiun,” kenangnya, lirih.

Ada perasaan sedih menusuk ulu hati Subandi, kala itu. Maklum, hampir sebagian hidupnya diabdikan sebagai pegawai negeri sipil (PNS). Ada kekhawatiran post power syndrom akan menghampirinya. Dia yang setiap pagi hingga sore bekerja, tiba-tiba “tak berguna” lagi. “Saya pensiun,” gumamnya.

Beruntung, Subandi tak larut dalam kesedihan. Di usianya yang sudah mendekati kepala enam, sikap arifnya cepat bekerja. Dia sampai pada akhir simpulan: pensiun tak berarti akhir dari segalanya. Bahkan, bisa jadi awal dari periode baru dalam perjalanan hidupnya. Dan, dia memilih menjadi petani jamur, membudidayakan aneka jamur di Kulon Progo, sebagai “ladang pengabdian” berikutnya setelah pensiun.

Diniati dengan semangat yang kuat dan hati yang tulus, usaha budidaya jamur Subandi berkembang pesat. Meski sudah memiliki kesibukan baru sebagai petani jamur, dia tak mau melupakan sejarah masa lalunya, khususnya di pengujung pengabdiannya sebagai PNS. Satu nama yang muncul dalam benaknya adalah “Julira”. Nama itulah yang kemudian dipakai sebagai nama usaha jamur miliknya.

“Itu kependekan dari bulan Juli hari Rabu. Julira itu untuk mengenang hari dan bulan saya resmi menjadi pensiun,” ungkapnya, penuh makna.

Dengan menekuni budidaya jamur, Subandi bukan hanya berhasil mengisi hari tuanya dengan kegiatan yang produktif. Ia juga tetap sehat dan makin sejahtera. ”Banyak pilihan untuk menghabiskan masa pensiun. Saya memilih tetap produktif karena saya percaya itulah kunci sehat dan sejahtera di usia senja,” tuturnya.    

Kini, dengan Julira, Subandi menikmati “masa senjanya” dengan senyum penuh kebanggaan dan kebahagiaan. Apalagi, setelah dirinya digandeng oleh Bank Tabungan Pensiuan Nasional (BTPN), usahanya semakin maju dan berkembang. Melalui BTPN Purna Bakti, unit bisnis  BTPN yang  fokus melayani nasabah pensiunan, Subandi tak hanya mendapat tambahan modal usaha, tapi juga pendampingan.  

Berbekal pengalaman melayani para purnabakti selama lebih dari 55 tahun, BTPN memahami bahwa para pensiunan tidak hanya membutuhkan layanan jasa keuangan yang cepat dan mudah, juga memiliki kebutuhan lain yakni untuk tetap hidup sehat dan sejahtera. Agar tetap sejahtera dan produktif di usia senja, BTPN memberikan program Daya bagi para nasabahnya, termasuk nasabah purnabakti.

Daya adalah program pemberdayaan yang berkelanjutan dan terukur, yang fokus pada kesehatan dan kesejahteraan, serta pelatihan praktis keterampilan wirausaha. Penerima manfaat Program Daya adalah seluruh nasabah BTPN yang meliputi pelaku usaha mikro, kecil & menengah (UMKM), komunitas pra-sejahtera produktif, dan pensiunan seperti Subandi.

Dalam kegiatan pelatihan usaha yang dilaksanakan Juni 2015 lalu, BTPN Purna Bakti mengajak para nasabahnya berkunjung ke lokasi usaha budidaya jamur milik Subandi. Nasabah diajarkan cara memulai usaha budidaya jamur tiram, jamur kuping dan jamur lingzhi untuk kesehatan. “Kami menyadari bahwa untuk bisa tetap produktif dan sejahtera setelah purnatugas, nasabah tidak hanya membutuhkan akses keuangan, juga pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan kapasitas mereka,” ujar Hari Suseno, Regional Government  Head BTPN Purna Bakti untuk wilayah Jawa Tengah.

Pelatihan budidaya jamur kali ini terasa lebih istimewa karena dilakukan di tempat nasabah BTPN Purna Bakti yang sukses merintis usaha di usia pensiun. ”Kami meyakini, sebagai sesama pensiunan, mereka umumnya memiliki cara pandang dan bahasa yang relatif sama. Jadi, kegiatan nasabah menginspirasi nasabah ini akan efektif dalam menularkan semangat berwirausaha di kalangan pensiun,” kata Hari.

“Program Daya ini diselenggarakan secara berkala dan rutin di seluruh wilayah operasional BTPN. Kami juga mengundang partisipasi dari pihak luar, seperti produsen terigu, pengusaha budidaya perikanan dan lainnya untuk memberikan pelatihan kepada para nasabah pensiunan,” tutup Hari. (*)