14 Februari 2018

Inovasi dan Transformasi Digital BTPN


JAKARTA, 14 Februari 2018 –  Inovasi dan Transformasi Digital adalah tema strategis PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) yang telah dilaksanakan secara konsisten sejak 2016. Pada tahun yang sama, BTPN resmi memiliki dua platform digital banking untuk melayani dua segmen yang berbeda. Pertama, BTPN Wow! yang diperuntukkan bagi segmen below-consuming-class yang terdiri dari petani, nelayan, buruh, pekerja informal, dan para pedagang mikro. Platform kedua adalah Jenius yang ditujukan bagi segmen consuming-class. Hingga akhir Desember 2017, BTPN Wow! telah memiliki 4,8 juta nasabah yang dilayani oleh lebih dari 200.000 agen, sementara jumlah nasabah Jenius yang terdaftar telah mencapai hampir 500 ribu.  

 

Sepanjang tahun lalu, inovasi digital kedua platform tersebut terus berlanjut. Pada saat yang sama, BTPN juga melakukan Transformasi Digital pada lini bisnis inti lainnya. Digitalisasi existing business ini mencakup pengembangan alternative channels, integrasi cabang, automasi proses, transformasi infrastruktur IT, dan pelatihan (retraining) karyawan. Melalui transformasi digital ini, jaringan layanan nasabah bertambah luas dan kualitas layanan nasabah tetap terjaga walaupun jumlah kantor cabang berkurang dan organisasi menjadi lebih ramping. Langkah transformasi ini akan dilanjutkan hingga akhir 2018.

 

“Kami mengalokasikan investasi cukup besar untuk proses transformasi ini, termasuk belanja IT, infrastruktur, serta menganggarkan biaya operasional untuk melatih ulang karyawan. Adapun biaya restrukturisasi organisasi perusahaan dan operasionalisasi kantor cabang mencapai Rp736 miliar. Biaya tersebut sudah termasuk dana yang kami alokasikan bagi para karyawan yang mengikuti Program Pengakhiran Kerja Sukarela (PPKS), sebagai one-time restructuring cost,” ungkap Direktur Utama BTPN, Jerry Ng.

 

Sedangkan untuk mengembangkan layanan digital, sepanjang 2017, BTPN telah menginvestasikan Rp832 miliar, atau meningkat 36% dibandingkan nilai investasi pada 2016 sebesar Rp611 miliar.

 

“Inovasi dan Transformasi Digital yang kami lakukan secara terstruktur dan konsisten sejak 2016 telah berjalan dengan baik dan masih akan terus berlanjut hingga akhir 2018.  Kami meyakini kedua inisiatif strategis ini akan mentransformasi BTPN menjadi bank nasional yang paling siap untuk beradaptasi dan berkontribusi dalam era ekonomi digital,” lanjut Jerry.

 

Konsistensi BTPN dalam melayani masyarakat melalui dukungan teknologi digital berbuah positif. “Kami selalu berupaya maksimal untuk tumbuh optimal sekaligus proaktif dalam melakukan inovasi. Tantangan untuk mempertahankan pertumbuhan kinerja dan pada saat yang sama sekaligus menjalankan Transformasi Digital di tengah situasi ekonomi yang masih menantang, kami berhasil menjaga penyaluran kredit tetap tumbuh 3% (year-on-year/yoy) dari Rp63,2 triliun menjadi Rp65,3 triliun pada akhir Desember 2017, dimana kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) 0,9%,” papar Jerry.

 

Pertumbuhan kredit antara lain ditopang oleh penyaluran kredit ke segmen usaha kecil dan menengah (small and medium enterprises/SME) mencapai Rp11,6 triliun, atau tumbuh 25% dari posisi yang sama tahun sebelumnya senilai Rp9,3 triliun. Sementara itu, pembiayaan melalui BTPN Syariah tumbuh 21% dari Rp5 triliun menjadi Rp6 triliun pada akhir Desember 2017.

 

Konsistensi BTPN juga tercermin pada program pemberdayaan bagi nasabah mass-market agar terus tumbuh secara berkelanjutan. Melalui Program Daya, sepanjang 2017 lalu BTPN telah menyelenggarakan 134.383 pelatihan Daya dengan jumlah peserta 1.148.097 nasabah.

 

Total pendanaan (funding) meningkat 4% (yoy) dari Rp73,3 triliun menjadi Rp76,5 triliun pada akhir Desember 2017. Dari jumlah tersebut, komposisi dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 3% (yoy) dari Rp66,2 triliun menjadi Rp67,9 triliun pada akhir Desember 2017.

 

Adapun aset perseroan tercatat naik 5% (yoy) dari Rp91,4 triliun menjadi Rp95,5 triliun pada akhir Desember 2017, dan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) terjaga di 24,6%. Sementara itu, laba bersih setelah pajak (net profit after tax/NPAT) mengalami penurunan 30% (yoy) menjadi Rp1,2 triliun.

 

“Inovasi dan Transformasi Digital adalah investasi strategis yang berdampak pada profitibilitas jangka pendek. Tanpa dampak biaya dari investasi strategis ini, laba kami dari bisnis inti masih tumbuh 6% menjadi Rp2,4 triliun,” pungkas Jerry.


Untuk informasi lebih lanjut hubungi:

 

PT Bank BTPN Tbk
Andrie Darusman – Communications & Daya Head
Email: [email protected] atau [email protected]

 

Sekilas tentang Bank BTPN

PT Bank BTPN Tbk (Bank BTPN) merupakan bank devisa hasil penggabungan usaha PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI) pada Februari 2019. Bank BTPN melayani berbagai segmen yang ada di industri perbankan, mulai dari ritel hingga korporasi, termasuk para pensiunan, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), komunitas prasejahtera produktif; segmen consuming class; serta segmen korporasi. Layanan kami tersedia di unit-unit bisnis Bank BTPN, yaitu BTPN Sinaya—unit bisnis pendanaan, BTPN Purna Bakti—unit bisnis yang melayani nasabah pensiunan, BTPN Bisnis Mikro—unit bisnis yang melayani pelaku usaha mikro, BTPN Business Banking—unit bisnis yang melayani pelaku usaha kecil dan menengah, Jenius—platform perbankan digital untuk segmen consuming class, dan unit bisnis korporasi yang melayani perusahaan besar nasional, multinasional, dan Jepang. Selain itu, Bank BTPN memiliki anak usaha yaitu PT Bank BTPN Syariah Tbk yang melayani nasabah dari komunitas prasejahtera produktif. Melalui Program Daya, yaitu program pemberdayaan yang berkelanjutan dan terukur, Bank BTPN secara reguler memberikan pelatihan dan informasi untuk meningkatkan kapasitas nasabah sehingga memiliki kesempatan tumbuh dan mendapatkan peluang untuk hidup yang lebih baik.