26 Agustus 2020

Bank BTPN Bukukan Pertumbuhan Kredit 5% Semester I-2020, di atas Industri


JAKARTA, 26 Agustus 2020 – PT Bank BTPN Tbk (Bank BTPN) berhasil mencatat pertumbuhan kredit sebesar 5% secara tahun ke tahun pada periode Januari-Juni 2020, di tengah badai pandemi COVID-19.

Angka tersebut jauh lebih baik daripada pertumbuhan kredit di industri perbankan yang sebesar 1,49% secara tahun ke tahun pada akhir Juni 2020.

Bank BTPN menyalurkan pinjaman senilai Rp 150,5 triliun sampai dengan akhir Juni 2020, naik dari Rp 143,4 triliun di periode yang sama tahun lalu.

Bank BTPN selalu menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan pinjaman untuk memastikan pertumbuhan yang berkualitas dan fundamental perusahaan yang terjaga baik, saat melayani kebutuhan nasabah terutama di era yang penuh tantangan seperti saat ini.

Pertumbuhan kredit Bank BTPN utamanya ditopang oleh segmen korporasi, yang menyediakan pembiayaan jangka panjang untuk proyek-proyek seperti ketahanan energi, ketahanan pangan, serta infrastruktur. Segmen korporasi juga telah menjadi bagian dari komitmen Bank BTPN dalam upayanya membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkesinambungan.

Bank BTPN juga membukukan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 4% dari Rp 97,9 triliun menjadi Rp 101,4 triliun pada 30 Juni, 2020. Pertumbuhan dana pihak ketiga menunjukkan kepercayaan nasabah kepada Bank BTPN di tengah tren penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia yang menekan suku bunga deposito perbankan secara umum.

Dengan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 23,09%, struktur modal Bank BTPN tetap solid. Angka tersebut juga di atas rata-rata rasio kecukupan modal industri perbankan sebesar 22,05% di periode yang sama.

“Kami bersyukur karena Bank BTPN dapat bertahan menghadapi tantangan di masa sulit ini dengan menjaga kualitas portfolio kredit sehingga dampak dari pandemi ini dapat diminimalisasi,” kata Direktur Utama Bank BTPN Ongki Wanadjati Dana.

“Kinerja yang cukup baik pada semester pertama 2020 memicu kami untuk menjadi lebih baik dalam melayani jutaan masyarakat Indonesia,” katanya.

Bank BTPN juga telah membantu nasabah bertahan di tengah pandemi dengan merestrukturisasi kredit senilai Rp 10,2 triliuan, atau 6,7% dari total portfolio, sampai dengan akhir Juni 2020.

Meskipun pandemi menggerus laba bersih Bank BTPN, Bank tetap mampu menjaga penurunannya agar tidak terlalu dalam.

Bank BTPN mencatat laba bersih setelah pajak turun 10% dari tahun ke tahun menjadi Rp 1,12 triliun sepanjang Januari hingga Juni 2020. Penurunan laba bersih ini terutama didorong oleh kenaikan cost of credit sebesar 63%.

Rasio kredit bermasalah (non-perfoming loan/NPL) gross sedikit naik menjadi 1,12% pada akhir Juni 2020, dari 0,81% di periode yang sama tahun lalu. Meski mengalami kenaikan, rasio ini masih di bawah rata-rata industri sebesar 3,11% di periode yang sama, dan jauh di bawah ketentuan Bank Indonesia sebesar 5%.

Kondisi likuiditas Bank yang tercermin pada indikator likuiditas (liquidity coverage ratio/ LCR) dan net stable funding ratio (NSFR) juga berada jauh di atas ketentuan regulator (100%), yaitu  LCR tercatat 221,96% dan NSFR sebesar 116,56% pada akhir Juni 2020.

Melalui visinya untuk menjadi bank pilihan utama di Indonesia yang dapat memberikan perubahan berarti dalam kehidupaan jutaan orang terutama dengan teknologi digital, Bank BTPN terus mengembangkan Jenius sebagai platform untuk melayani segmen nasabah yang lebih luas.

Bank BTPN mencatat ada 2,7 juta nasabah Jenius pada akhir Juni 2020, tumbuh 65% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

“Kondisi pandemi COVID-19 ini membuat kita semakin merasakan bahwa layanan perbankan digital sangat  mendukung kehidupan kita sehari-hari. Hal itu membuat kami semakin meyakini platform ini akan terus dikembangkan untuk mendukung bisnis ritel Bank BTPN ke depannya,” ucap Ongki.


Untuk informasi lebih lanjut hubungi:

 

PT Bank BTPN Tbk
Andrie Darusman – Communications & Daya Head
Email: [email protected] atau [email protected]

 

Sekilas tentang Bank BTPN

PT Bank BTPN Tbk (Bank BTPN) merupakan bank devisa hasil penggabungan usaha PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI) pada Februari 2019. Bank BTPN melayani berbagai segmen yang ada di industri perbankan, mulai dari ritel hingga korporasi, termasuk para pensiunan, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), komunitas prasejahtera produktif; segmen consuming class; serta segmen korporasi. Layanan kami tersedia di unit-unit bisnis Bank BTPN, yaitu BTPN Sinaya—unit bisnis pendanaan, BTPN Purna Bakti—unit bisnis yang melayani nasabah pensiunan, BTPN Bisnis Mikro—unit bisnis yang melayani pelaku usaha mikro, BTPN Business Banking—unit bisnis yang melayani pelaku usaha kecil dan menengah, Jenius—platform perbankan digital untuk segmen consuming class, dan unit bisnis korporasi yang melayani perusahaan besar nasional, multinasional, dan Jepang. Selain itu, Bank BTPN memiliki anak usaha yaitu PT Bank BTPN Syariah Tbk yang melayani nasabah dari komunitas prasejahtera produktif. Melalui Program Daya, yaitu program pemberdayaan yang berkelanjutan dan terukur, Bank BTPN secara reguler memberikan pelatihan dan informasi untuk meningkatkan kapasitas nasabah sehingga memiliki kesempatan tumbuh dan mendapatkan peluang untuk hidup yang lebih baik.