10 September 2021

Bank BTPN Catatkan Kinerja Sehat dan Meningkat di Semester I 2021


JAKARTA, 10 September 2021 – PT Bank BTPN Tbk (“Bank BTPN”) kembali mencatatkan kinerja yang baik dan menjaga fundamental bank tetap sehat sepanjang Semester I 2021 di tengah tantangan perlambatan ekonomi global dan dalam negeri akibat pandemi COVID-19 yang masih berlanjut hingga pertengahan tahun 2021.

 

Hal ini disampaikan oleh Ongki Wanadjati Dana, Direktur Utama Bank BTPN dalam acara Public Expose Live yang diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia bersama PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) secara virtual hari ini.

Laba bersih setelah pajak Bank BTPN yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada Semester I 2021 tercatat di angka Rp1,64 triliun, tumbuh 47% year-on-year (yoy) dari Rp1,12 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pencapaian ini ditopang oleh beban bunga yang turun sebesar 40% yoy dari Rp3,14 triliun menjadi Rp1,88 triliun, serta biaya kredit yang lebih rendah sebesar 43% dari Rp1,22 triliun menjadi Rp696 miliar.

Pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya juga menunjukkan peningkatan. Pendapatan bunga bersih tercatat naik 4% yoy menjadi Rp5,59 triliun dalam enam bulan pertama 2021, dibanding Rp5,37 triliun setahun sebelumnya. Pendapatan operasional lainnya tumbuh 5% (yoy) menjadi Rp960 miliar dari Rp913 miliar, yang terutama berasal dari peningkatan fee. Bank BTPN juga berhasil menjaga efisiensi operasional usaha, sehingga beban biaya operasional relatif sama dengan tahun lalu.

“Pencapaian pertumbuhan laba bersih Bank BTPN pada Semester I 2021 merupakan hal yang membanggakan bagi kami. Hal ini merupakan hasil dari strategi bisnis kami untuk bisa tangkas dan adaptif dalam upaya kami senantiasa menyesuaikan diri dalam menghadapi tantangan pandemi yang belum berakhir ini. Kami merasa optimis pemulihan ekonomi nasional akan terjadi seiring dengan semakin terkendalinya penanganan COVID-19 dan semakin banyaknya anggota masyarakat yang mendapat vaksin,” kata Ongki.

 

Secara total, dana pihak ketiga Bank BTPN turun 5% yoy menjadi Rp96,64 triliun pada akhir Juni 2021 dari Rp101,40 triliun. Penurunan dana pihak ketiga sejalan dengan penurunan kebutuhan pendanaan kredit. Dengan permintaan kredit yang masih rendah akibat dampak dari pandemi, total kredit yang disalurkan Bank BTPN per akhir Juni 2021 turun 10% (yoy) ke posisi Rp135,57 triliun. Kualitas kredit tetap terjaga, terlihat dari rasio gross NPL yang berada di level 1,46%, lebih rendah dibanding rata-rata industri yang tercatat sebesar 3,35% pada akhir May 2021.

 

Rasio likuiditas dan pendanaan berada di tingkat yang sehat, dengan liquidity coverage ratio (LCR) mencapai 237,8% dan net stable funding ratio (NSFR) 116,1%.

 

Perseroan mencatat penurunan aset sebesar 5% (yoy), dari Rp185,19 triliun menjadi Rp175,93 triliun, dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 27,4%.

 

Sebagai salah satu pionir dalam layanan perbankan digital di tanah air, Bank BTPN terus meningkatkan keandalan Jenius, aplikasi life finance solution bagi para nasabah digital savvy, di tengah tantangan pandemi COVID-19. Hal ini terlihat dari pertumbuhan jumlah pengguna Jenius sebesar 22% (yoy) menjadi lebih dari 3,3 juta, dengan jumlah dana pihak ketiga bertumbuh 44% yoy menjadi Rp15,4 triliun pada akhir Semester I 2021.

 

Di segmen korporasi, sebagai bagian dari grup SMBC, Bank BTPN juga ikut mendukung insiatif SMBC Group Green X Globe 2030 (GG 2030) dalam kegiatan ekonomi berkelanjutan. Bank BTPN mengimplementasikan GG 2030 dalam bentuk sustainable financing atau green financing. Fasilitas kredit ini diberikan dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial dan tata kelola, untuk kegiatan atau proyek ekonomi yang bertujuan dalam pengurangan emisi gas rumah kaca dan proyek ekonomi yang berkelanjutan lainnya. Beberapa proyek penting yang telah dibiayai dengan skema green financing dari Bank BTPN bersama dengan induk usaha SMBC di antaranya Pembangkit Listrik Tenaga Bayu Sidrap yang merupakan ‘Wind Farm’ pertama di Indonesia berkapasitas 75 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Air Asahan dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Sarula, serta Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung Cirata yang merupakan proyek pembangkit tenaga surya skala besar pertama di Indonesia.

 

Melalui pembiayaan kredit pada proyek energi terbarukan ini, Bank BTPN bersama dengan induk usaha SMBC berhasil meraih tiga buah penghargaan dari The Asset Triple A Infrastructure Awards 2021 untuk Renewable Energy Deal of The Year-Wind terkait pembiayaan PLTB Sidrap, Renewable Energy Deal of The Year-Hydro terkait pembiayaan PLTA Asahan, dan Project Finance House of the Year. Pada masa mendatang, Perseroan juga siap memperluas pembiayaan di sektor-sektor di luar energi terbarukan, seperti proyek yang mampu menciptakan efisiensi energi dalam operasinya, menekan tingkat polusi, hingga transportasi bersih. “Dengan dukungan dari regulator, Bank BTPN optimis semakin banyak industri akan membutuhkan skema pembiayaan green financing seperti yang kami sediakan,” ungkap Ongki. 

 

Sepanjang tahun 2021, Bank BTPN juga meraih beberapa penghargaan antara lain D’FRONT RUNNER AWARDS “Berkembang di Dunia yang Tidak Pasti” dari Telkomsel untuk Kategori Perbankan Ritel atas pencapaian kami mendukung dan mempercepat transformasi bisnis digital. Di bidang tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), Bank BTPN dinobatkan 4-Star TOP CSR Awards 2021 dengan level “SANGAT BAIK” berdasarkan aspek penyelarasan strategi bisnis CSR, implementasi inisiatif corporate shared values (CSV) dan Laporan Keberlanjutan ISO 26000. Selain itu, Ongki dianugerahi Top Leader on CSR Commitment 2021 dari Majalah Top Business atas komitmennya dalam menerapkan sistem tata kelola dan program CSR di lingkungan perusahaan. Di bidang sumber daya manusia, Bank BTPN baru-baru ini meraih “The Best Companies to Work for in Asia 2021” dalam ajang HR Asia Awards. Dan pada bulan Agustus lalu Bank BTPN dinobatkan sebagai “Pionir Bank Digital Indonesia” di ajang Investor Best Bank Awards yang diselenggarakan Majalah Investor.

Dalam hal penanganan COVID-19 di lingkungan perusahaan, Bank BTPN juga telah menerapkan sejumlah langkah untuk mendukung kesehatan serta keselamatan karyawan. Sepanjang Semester I 2021, beberapa inisiatif yang digulirkan antara lain meliputi pelaksanaan Vaksinasi Gotong Royong bagi karyawan dan keluarga, program vaksinasi Pemerintah bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan maupun Dinas Kesehatan setempat, penyediaan 45 unit O2 (oxygen concentrator) yang didistribusikan ke cabang-cabang Bank BTPN untuk digunakan oleh karyawan beserta keluarganya yang membutuhkan termasuk Program Pendampingan Isoman (Isolasi mandiri).


Untuk informasi lebih lanjut hubungi:

 

PT Bank BTPN Tbk
Andrie Darusman – Communications & Daya Head
Email: [email protected] atau [email protected]

 

Sekilas tentang Bank BTPN

PT Bank BTPN Tbk (Bank BTPN) merupakan bank devisa hasil penggabungan usaha PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI) pada Februari 2019. Bank BTPN melayani berbagai segmen yang ada di industri perbankan, mulai dari ritel hingga korporasi, termasuk para pensiunan, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), komunitas prasejahtera produktif; segmen consuming class; serta segmen korporasi. Layanan kami tersedia di unit-unit bisnis Bank BTPN, yaitu BTPN Sinaya—unit bisnis pendanaan, BTPN Purna Bakti—unit bisnis yang melayani nasabah pensiunan, BTPN Bisnis Mikro—unit bisnis yang melayani pelaku usaha mikro, BTPN Business Banking—unit bisnis yang melayani pelaku usaha kecil dan menengah, Jenius—platform perbankan digital untuk segmen consuming class, dan unit bisnis korporasi yang melayani perusahaan besar nasional, multinasional, dan Jepang. Selain itu, Bank BTPN memiliki anak usaha yaitu PT Bank BTPN Syariah Tbk yang melayani nasabah dari komunitas prasejahtera produktif. Melalui Program Daya, yaitu program pemberdayaan yang berkelanjutan dan terukur, Bank BTPN secara reguler memberikan pelatihan dan informasi untuk meningkatkan kapasitas nasabah sehingga memiliki kesempatan tumbuh dan mendapatkan peluang untuk hidup yang lebih baik.