23 Oktober 2014

KREDIT BTPN TUMBUH 13%, CAR MENCAPAI 23,6%


Jakarta, 23 Oktober 2014 – Dinamika ekonomi makro Indonesia hingga akhir September 2014 masih menghadapi berbagai tantangan. Pertumbuhan ekonomi melambat, current account deficit (defisit transaksi berjalan) masih lebar, serta likuiditas yang cukup ketat, berdampak pada perkembangan dunia usaha termasuk sektor perbankan. Menjalankan fungsi intermediasi bank dalam kondisi pertumbuhan ekonomi yang melambat merupakan tantangan tidak mudah.

“Menghadapi tantangan tersebut kami berfokus melakukan hal-hal fundamental secara konservatif dan prudent, antara lain meningkatkan cadangan likuiditas, menjaga kualitas kredit dengan baik, mengelola biaya bunga dan biaya operasional secara cermat,” kata Jerry Ng, Direktur Utama BTPN.
 
Dengan strategi tersebut kinerja BTPN dapat terjaga sehat. Hal ini tercermin dari penyaluran kredit BTPN hingga akhir triwulan III-2014 yang tumbuh moderat, dengan tingkat rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) terjaga rendah. Per 30 September 2014, BTPN membukukan pertumbuhan kredit tahunan sebesar 13% (year-on-year/yoy) dari Rp 45,3 triliun pada 30 September 2013 menjadi Rp 51,1 triliun dengan rasio NPL  yang terjaga di 0,8%.

Seiring dengan langkah perusahaan untuk lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit, BTPN menyeimbangkan porsi pendanaan dengan memperhatikan kecukupan likuiditas. Per 30 September 2014, Dana Pihak Ketiga (DPK) BTPN tercatat Rp 52,6 triliun, tumbuh 7% dari periode yang sama tahun lalu Rp 49 triliun.

Loan to deposit ratio (LDR) memang mencapai 97%. Namun, jika memperhitungkan pendanaan dari obligasi dan pinjaman bilateral, rasio likuiditas kami berada di level 87%, ini merupakan tingkat yang kuat dan sehat,” kata Jerry.
 
Pertumbuhan yang cukup moderat pada sisi kredit dan DPK, mendorong peningkatan aset BTPN sebesar 8% (yoy) dari Rp 66,2 triliun menjadi Rp 71,7 triliun pada 30 September 2014, dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 23,6%, yang merupakan salah satu CAR tertinggi di sektor perbankan Indonesia. Sementara itu, laba bersih setelah pajak (NPAT) pada triwulan III-2014 mencapai Rp 1,42 triliun, lebih rendah 15% dari pencapaian triwulan III-2013.

“Kami bersyukur di tengah situasi ekonomi yang dinamis BTPN masih dapat bertumbuh dengan rasio-rasio keuangan yang sehat. Ke depan, diperkirakan kondisi ekonomi makro masih menantang. Namun kami optimistis, dengan strategi dan model bisnis yang unik BTPN tetap dapat bertumbuh. Terlebih dengan dukungan penuh dari Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) dan TPG selaku pemegang saham pengendali BTPN,” tegas Jerry.
 
Pada 14 Maret 2014 lalu, SMBC telah menyelesaikan proses pembelian saham BTPN. Kini BTPN memiliki dua pemegang saham pengendali yang kredibel dan terpercaya, yakni SMBC (40%) dan TPG Nusantara S.a.r.l (25,88%).

BTPN memiliki model bisnis yang unik dan selama ini memfokuskan usahanya untuk melayani dan memberdayakan segmen masyarakat berpenghasilan rendah serta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah, termasuk masyarakat pra-sejahtera produktif. Strategi perusahaan yang memadukan misi bisnis dan misi sosial dengan terus memberikan pelatihan dan pendampingan berkelanjutan kepada debitur melalui Program Daya, diyakini akan menopang kinerja perusahaan.
 
Sepanjang Januari – September 2014, BTPN telah menyelenggarakan 100.520 aktivitas Daya, tumbuh 69% dari periode yang sama tahun lalu. Sedangkan jumlah peserta Daya atau penerima manfaat mencapai 1.303.301 nasabah, meningkat 23,3% ketimbang periode yang sama tahun lalu. Data ini menunjukkan tingginya keinginan nasabah untuk tumbuh bersama BTPN.

“BTPN meyakini, nasabah yang menjadi fokus segmen BTPN tidak hanya membutuhkan akses finansial tetapi juga pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan kapasitas usaha mereka,” tutup Jerry.

 

***


Untuk informasi lebih lanjut hubungi:

 

PT Bank BTPN Tbk
Andrie Darusman – Communications & Daya Head
Email: [email protected] atau [email protected]

 

Sekilas tentang Bank BTPN

PT Bank BTPN Tbk (Bank BTPN) merupakan bank devisa hasil penggabungan usaha PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI) pada Februari 2019. Bank BTPN melayani berbagai segmen yang ada di industri perbankan, mulai dari ritel hingga korporasi, termasuk para pensiunan, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), komunitas prasejahtera produktif; segmen consuming class; serta segmen korporasi. Layanan kami tersedia di unit-unit bisnis Bank BTPN, yaitu BTPN Sinaya—unit bisnis pendanaan, BTPN Purna Bakti—unit bisnis yang melayani nasabah pensiunan, BTPN Bisnis Mikro—unit bisnis yang melayani pelaku usaha mikro, BTPN Business Banking—unit bisnis yang melayani pelaku usaha kecil dan menengah, Jenius—platform perbankan digital untuk segmen consuming class, dan unit bisnis korporasi yang melayani perusahaan besar nasional, multinasional, dan Jepang. Selain itu, Bank BTPN memiliki anak usaha yaitu PT Bank BTPN Syariah Tbk yang melayani nasabah dari komunitas prasejahtera produktif. Melalui Program Daya, yaitu program pemberdayaan yang berkelanjutan dan terukur, Bank BTPN secara reguler memberikan pelatihan dan informasi untuk meningkatkan kapasitas nasabah sehingga memiliki kesempatan tumbuh dan mendapatkan peluang untuk hidup yang lebih baik.