18 Oktober 2013

CAR BTPN MENINGKAT MENJADI 23%


Jakarta 18 Oktober 2013 – Berkomitmen melayani dan memberdayakan segmen masyarakat berpenghasilan rendah serta pelaku usaha mikro & kecil (UMK), termasuk masyarakat pra-sejahtera produktif (mass market),  PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) terus mencatatkan kinerja positif.

Pertumbuhan kinerja ini tidak terlepas dari strategi BTPN yang memadukan misi bisnis dan misi sosial. “BTPN meyakini, nasabah mass market tidak hanya membutuhkan akses finansial tetapi juga pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan kapasitas usaha mereka,” kata Jerry Ng, Direktur Utama BTPN.

Didorong keyakinan itu , BTPN secara regular di seluruh cabang, menggelar program Daya yang memberikan pelatihan dan informasi untuk meningkatkan kapasitas nasabah yang meliputi pensiunan, pelaku usaha mikro & kecil (UMK), serta komunitas pra-sejahtera produktif.

Lebih lanjut Jerry mengungkapkan bahwa program Daya terbukti berdampak positif terhadap peningkatan kapasitas nasabah. Dari hasil penelitian yang dilakukan Manajemen dan Bisnis IPB (MB IPB) dan BTPN pada Februari 2013 lalu menunjukan korelasi positif antara frekuensi mengikuti program pelatihan dengan omzet dan biaya operasional usaha nasabah. “Nasabah yang disiplin mempraktekkan pelatihan keuangan dalam mengelola usahanya, merasakan langsung manfaat pelatihan program Daya,” ungkap Jerry.

Salah satu contoh adalah yang dialami Suno, 58 tahun, warga Karang Kedawang, Mojokerto, yang awalnya adalah tukang pembuat model sandal. Namun, berkat ketekunan dan kerja keras, kini dia "naik kelas" menjadi perajin sandal yang sukses. Suno mengawali usahanya pada 2008, dengan modal dan manajemen seadanya. Pria yang hanya sekolah hingga kelas III SD itu menjadi nasabah BTPN dan mendapatkan pinjaman untuk modal pada 2010.

Dari sinilah Suno mulai mengerti manajemen usaha. Melalui sejumlah pelatihan dan bimbingan yang dilakukan BTPN, Suno semakin mantap mengelola usaha, baik di sisi produk, pemasaran maupun manajemen keuangan. Awalnya kredit Rp30 juta, kemudian top up hingga tiga kali dan sekarang hampir Rp1OO juta. Suno kini telah memiliki enam karyawan tetap dan rata-rata per hari bisa membuat 40 kodi sandal.

“Kami optimis program Daya dapat meningkatkan kapasitas para nasabah seperti yang dialami pak Suno,” lanjut Jerry.

Sejak Januari hingga akhir September 2013, Program Daya telah menjangkau 1.040.815 penerima manfaat. Jumlah tersebut meningkat 25% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2012, yang tercatat 832.986 penerima manfaat. Jumlah aktivitas yang digelar selama sembilan bulan pertama tahun ini juga naik 69% yaitu dari 35.105 aktivitas selama sembilan bulan pertama 2012 menjadi 59.273 aktivitas.

Ditopang oleh Program Daya, hingga akhir September 2013, penyaluran kredit tumbuh 22% (year-on-year/yoy) dari Rp37,08 triliun pada 30 September 2012 menjadi Rp45,3 triliun pada 30 September 2013. Kenaikan pada sisi intermediasi ini tetap diimbangi dengan penerapan asas kehati-hatian yang tercermin dari rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) net sebesar 0,37% pada akhir September 2013, lebih rendah dari NPL net akhir September 2012 yang tercatat 0,39%.

Fokus BTPN dalam melayani segmen mass market kian mendapatkan perhatian dan kepercayaan dari masyarakat, yang tercermin dari  naiknya dana pihak ketiga (DPK). Melalui BTPN Sinaya, nilai simpanan masyarakat tumbuh 15% (yoy) dari Rp42,6 triliun per 30 September 2012 menjadi Rp49,03 triliun per 30 September 2013.
 
 “Masyarakat percaya, dengan menyimpan dana di BTPN Sinaya, selain mendapatkan tingkat pengembalian optimal, mereka juga memiliki kesempatan berkontribusi dalam memberdayakan masyarakat berpenghasilan rendah serta usaha mikro & kecil. Melalui BTPN Sinaya, BTPN menawarkan kesempatan kepada seluruh penabung dan deposan berpartisipasi dalam misi memberdayakan jutaan mass market di Indonesia,” ungkap Jerry.
 
Seiring dengan pertumbuhan kredit dan DPK, aset BTPN meningkat 17% (yoy) dari Rp56,5 triliun pada 30 September 2012 menjadi Rp 66,2 triliun pada 30 September 2013. Demikian pula laba bersih setelah pajak (NPAT) tumbuh 24% (yoy) dari Rp1,4 triliun pada 30 September 2012 menjadi Rp1,8 triliun pada 30 September 2013. Sementara itu, per 30 September 2013 BTPN mencatat rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 23%, lebih tinggi dari posisi CAR September 2012 sebesar 21,6%.
 
“Dengan CAR sebesar 23%, ke depan kami yakin memiliki ruang yang cukup untuk bertumbuh, sekaligus mendukung inisiatif keuangan inklusif dengan melakukan inovasi-inovasi berkelanjutan agar dapat menjangkau masyarakat di pelosok yang selama ini belum tersentuh layanan perbankan,” kata Jerry.
 
Komitmen ini diwujudkan dengan mengembangkan inovasi branchless banking melalui btpn WOW! yaitu layanan perbankan bagi mass market dengan memanfaatkan teknologi telepon genggam dan didukung jasa agen. Peran agen adalah sebagai perpanjangan tangan BTPN untuk meningkatkan jangkauan layanan kepada nasabah di seluruh pelosok Indonesia. Keberadaan agen menambah titik transaksi perbankan (point of sales) bagi nasabah, namun di saat yang sama akan menurunkan beban operasional bank karena tidak perlu membangun infrastruktur berupa kantor cabang.


Untuk informasi lebih lanjut hubungi:

 

PT Bank BTPN Tbk
Andrie Darusman – Communications & Daya Head
Email: [email protected] atau [email protected]

 

Sekilas tentang Bank BTPN

PT Bank BTPN Tbk (Bank BTPN) merupakan bank devisa hasil penggabungan usaha PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI) pada Februari 2019. Bank BTPN melayani berbagai segmen yang ada di industri perbankan, mulai dari ritel hingga korporasi, termasuk para pensiunan, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), komunitas prasejahtera produktif; segmen consuming class; serta segmen korporasi. Layanan kami tersedia di unit-unit bisnis Bank BTPN, yaitu BTPN Sinaya—unit bisnis pendanaan, BTPN Purna Bakti—unit bisnis yang melayani nasabah pensiunan, BTPN Bisnis Mikro—unit bisnis yang melayani pelaku usaha mikro, BTPN Business Banking—unit bisnis yang melayani pelaku usaha kecil dan menengah, Jenius—platform perbankan digital untuk segmen consuming class, dan unit bisnis korporasi yang melayani perusahaan besar nasional, multinasional, dan Jepang. Selain itu, Bank BTPN memiliki anak usaha yaitu PT Bank BTPN Syariah Tbk yang melayani nasabah dari komunitas prasejahtera produktif. Melalui Program Daya, yaitu program pemberdayaan yang berkelanjutan dan terukur, Bank BTPN secara reguler memberikan pelatihan dan informasi untuk meningkatkan kapasitas nasabah sehingga memiliki kesempatan tumbuh dan mendapatkan peluang untuk hidup yang lebih baik.