24 Februari 2010

SIARAN PERS: KINERJA BTPN PER 31 DESEMBER 2009


BTPN Berkomitmen Kembangkan Bisnis Pensiun dan UMK
Aset dan DPK Tumbuh 63%, Kredit Tumbuh 51%, NPL 0,07%

Jakarta, 23 Februari 2010. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) memperlihatkan perkembangan bisnis yang pesat. Pertumbuhan bisnis tersebut tercermin dari laporan keuangan per 31 Desember 2009.

”Sejalan dengan strategi kami untuk fokus di pangsa pasar Pensiunan dan Usaha Mikro & Kecil (UMK), pada 2009 secara berkelanjutan kami memberdayakan kekuatan BTPN di kedua pangsa pasar tersebut. Berbagai program yang kami kembangkan, memberikan kesempatan bagi para stakeholders kami utamanya para nasabah pensiun dan UMK untuk tumbuh, baik secara finansial maupun kapasitas,” demikian diungkapkan oleh Direktur Utama BTPN, Jerry Ng.

Per 31 Desember 2009 BTPN telah melayani lebih dari 500.000 pensiunan dan lebih dari 120.000 pelaku UMK melalui 1.030 kantor yang tersebar diseluruh pelosok Indonesia. Selain memberikan solusi keuangan, BTPN juga memberikan pelayanan istimewa bagi para nasabahnya melalui program Pensiun Sehat & Sejahtera (PSS) dan Capacity to Grow (C2G). 

Pilar program PSS yang terdiri Pusat Informasi, Program Konsultasi dan Peluang Usaha diciptakan khusus bagi para nasabah Pensiunan, untuk memenuhi keseluruhan elemen sehat dan sejahtera bagi peningkatan kualitas hidup, dan selama tahun 2009, sebanyak 15.000 nasabah Pensiunan di 43 cabang BTPN telah menerima layanan tersebut. Sedangkan C2G adalah program yang diciptakan btpnImitra usaha rakyat untuk seluruh nasabahnya guna meningkatkan kemampuan dalam mengelola usahanya melalui 3 pilar utama berupa informasi, pelatihan dan peluang usaha baru. Pada tahun 2009, btpnImitra usaha rakyat mengadakan lebih dari 300 kelas pelatihan manajemen keuangan sederhana yang dihadiri oleh lebih dari 3.000 pelaku usaha mikro dan kecil.

“Sebagai wujud dari optimisme kami terhadap masa depan perekonomian Indonesia, dan seiring dengan tekad untuk mengembangkan pangsa UMK, maka selama tahun 2009 kami terus mengembangkan dan membuka outlet btpn|mitra usaha rakyat di seluruh Indonesia, dari Aceh hingga Papua. Kami juga telah menyediakan lapangan kerja bagi ribuan tenaga kerja yang baru lulus dari daerah setempat untuk bekerja bersama kami, sebagai bagian dari kontribusi BTPN terkait dengan pembangunan daerah dimanapun kami berada,” tutur Jerry. Sepanjang 2009, BTPN telah melakukan peningkatan jumlah jaringan kantor, diantaranya dengan membuka 493 kantor btpn|mitra usaha rakyat. Sehingga jaringan distribusi BTPN mencapai 1.030, termasuk diantaranya 539 kantor btpn|mitra usaha rakyat. Untuk mendukung peningkatan jaringan distribusi tersebut maka BTPN telah merekrut lebih dari 7.000 karyawan sehingga jumlah karyawan per 31 Desember 2009 mencapai 10.372 orang. 

Lebih lanjut Jerry menjelaskan bahwa pengembangan bisnis di BTPN juga ditopang dengan investasi dalam pengembangan infrastruktur, utamanya di area teknologi informasi. “Kini jaringan distribusi BTPN yang telah mencapai lebih dari 1.000 kantor telah beroperasi secara online, realtime,” ungkap Jerry. Keseriusan BTPN dalam mengembangkan teknologinya guna mendukung pencapaian bisnis menyebabkan BTPN terpilih menjadi salah satu perusahaan yang memperoleh penghargaan “Best e-Corp” yang diselenggarakan oleh majalah SWA pada Januari 2010 lalu. 

“Komitmen kami dalam mengembangkan bisnis dengan berfokus pada kebutuhan kustomer ini telah meningkatkan kinerja BTPN secara signifikan,” lanjut Jerry. Kepercayaan nasabah meningkat, terlihat dari pertumbuhan dana masyarakat per 31 Desember 2009, yang mencapai Rp 18,5 triliun atau meningkat 63% dibandingkan periode tahun sebelumnya. Sementara realisasi komitmen dalam menyediakan akses pembiayaan bagi para pensiunan dan pelaku UMK, tercermin pada penyaluran kredit (gross) per 31 Desember 2009 yang mencapai Rp 15,7 triliun atau tumbuh 51% dibandingkan tahun sebelumnya. ”Pengembangan bisnis dan optimalisasi penyaluran kredit senantiasa kami imbangi dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan risiko, sehingga rasio NPL (Non Performing Loan) gross kami hanya 0,51%, turun dari sebelumnya 0,59% pada 31 Desember 2008; sementara per 31 Desember 2009 NPL netto mencapai 0,07%. 

Kepercayaan yang tinggi dari masyarakat dan industri finansial juga tercermin dengan keberhasilan BTPN dalam penerbitan obligasi rupiah BTPN I pada Oktober 2009 lalu sejumlah Rp 750 miliar yang memperoleh National Long-term rating A+ (idn) dari Fitch Ratings, yang diikuti dengan pemberian fasilitas pinjaman dari International Finance Corporation (IFC) dalam mata uang Rupiah dengan jumlah ekuivalen USD 70 juta. ”Penghimpunan dana yang kami lakukan selama 2009 sejalan dengan strategi jangka panjang kami untuk merefleksikan komitmen BTPN dalam menyediakan akses pembiayaan yang lebih luas bagi para pensiunan dan pelaku UMK,” papar Jerry.

Investasi dalam pengembangan bisnis telah mendongkrak pertumbuhan aset BTPN secara sangat signifikan mencapai 63% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu dari posisi Rp 13,7 triliun (31 Desember 2008) menjadi Rp 22,3 triliun (31 Desember 2009). Investasi juga memberikan hasil berupa peningkatan pendapatan operasional yang per 31 Desember 2009 mencapai Rp 2,34 triliun atau meningkat sebesar 50% dari sebelumnya Rp 1,56 triliun pada 31 Desember 2008. Kenaikan pendapatan operasional ini terutama berasal dari peningkatan pendapatan bunga sejalan dengan pertumbuhan penyaluran kredit. 

Di sisi lain, walaupun investasi yang dilakukan menyebabkan peningkatan beban operasional, namun BTPN tetap mampu menjaga momentum peningkatan laba bersih sehingga per 31 Desember 2009, laba bersih BTPN mencapai Rp 420,4 miliar, naik 11% dibandingkan dengan tahun lalu. Sementara itu per 31 Desember 2009 BTPN mampu mempertahankan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 18,5%.

”Kami yakin bahwa pertumbuhan kinerja yang sangat membanggakan ini dapat tercapai karena komitmen dan dukungan seluruh stakeholder. Momentum yang baik ini akan menjadi dasar yang kuat bagi BTPN untuk terus mengembangkan bisnisnya di pangsa pasar pensiun dan UMK,” jelas Jerry menutup pembicaraan.


Untuk informasi lebih lanjut hubungi:

 

PT Bank BTPN Tbk
Andrie Darusman – Communications & Daya Head
Email: [email protected] atau [email protected]

 

Sekilas tentang Bank BTPN

PT Bank BTPN Tbk (Bank BTPN) merupakan bank devisa hasil penggabungan usaha PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI) pada Februari 2019. Bank BTPN melayani berbagai segmen yang ada di industri perbankan, mulai dari ritel hingga korporasi, termasuk para pensiunan, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), komunitas prasejahtera produktif; segmen consuming class; serta segmen korporasi. Layanan kami tersedia di unit-unit bisnis Bank BTPN, yaitu BTPN Sinaya—unit bisnis pendanaan, BTPN Purna Bakti—unit bisnis yang melayani nasabah pensiunan, BTPN Bisnis Mikro—unit bisnis yang melayani pelaku usaha mikro, BTPN Business Banking—unit bisnis yang melayani pelaku usaha kecil dan menengah, Jenius—platform perbankan digital untuk segmen consuming class, dan unit bisnis korporasi yang melayani perusahaan besar nasional, multinasional, dan Jepang. Selain itu, Bank BTPN memiliki anak usaha yaitu PT Bank BTPN Syariah Tbk yang melayani nasabah dari komunitas prasejahtera produktif. Melalui Program Daya, yaitu program pemberdayaan yang berkelanjutan dan terukur, Bank BTPN secara reguler memberikan pelatihan dan informasi untuk meningkatkan kapasitas nasabah sehingga memiliki kesempatan tumbuh dan mendapatkan peluang untuk hidup yang lebih baik.