29 Juli 2009

SIARAN PERS: KINERJA BTPN PER 30 JUNI 2009


Kredit Tumbuh 29%, Dana Masyarakat Tumbuh 43%
NPL netto 0,02% dan Aset tumbuh 39%

Jakarta, 29 Juli 2009. Laporan Keuangan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) per 30 Juni 2009 menunjukkan perkembangan yang positif sekaligus mencerminkan upaya pengembangan kapasitas yang kedepannya menjamin pertumbuhan kinerja secara berkelanjutan. 

Sejalan dengan komitmen untuk menyalurkan kredit pada pangsa Pensiunan dan Usaha Mikro & Kecil (UMK), per 30 Juni 2009, total kredit (gross) yang disalurkan mencapai Rp 12,04 triliun atau tumbuh 29% dari sebelumnya Rp 9,37 triliun per 30 Juni 2008. Penyaluran kredit secara konsisten diikuti pula dengan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan risiko sehingga rasio kredit bermasalah terus menunjukkan perkembangan positif. Per 30 Juni 2009, rasio kredit bermasalah bruto (NPL gross) mencapai 0,55% menurun dari sebelumnya per 30 Juni 2008 sebesar 0,67%, dan NPL netto mencapai 0,02% per 30 Juni 2009 dibandingkan dengan 0,03% per 30 Juni 2008. Sementara itu jumlah aset mencapai Rp 18,24 triliun atau tumbuh 39%. 

Seiring dengan peningkatan kredit, jumlah dana masyarakat pun mengalami peningkatan signifikan yaitu mencapai Rp 15,93 triliun pada 30 Juni 2009 atau meningkat 43% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. “Kami senantiasa menjaga keseimbangan antara penyaluran kredit dengan pertumbuhan dana masyarakat sebagai bagian dari komitmen untuk menjalankan fungsi intermediasi perbankan secara optimal,” papar Jerry Ng, Direktur Utama BTPN.

Pendapatan operasional sampai dengan 30 Juni 2009 mencapai Rp 898,7 miliar atau tumbuh sebesar 10% dari sebelumnya Rp 816,2 miliar pada 30 Juni 2008. Peningkatan pendapatan operasional menunjukkan kemampuan BTPN untuk terus memacu pendapatan bunga yang diperoleh dari penyaluran kredit pada pangsa Pensiunan dan UMK. 

Sejalan dengan strategi bisnis dalam melayani para pelaku UMK, BTPN secara konsisten terus mengembangkan jaringan operasionalnya, dengan mengembangkan infrastruktur melalui pembukaan cabang BTPN|mitra usaha rakyat dan penambahan sumber daya manusia. Pengembangan ini  meningkatkan beban operasional, sehingga laba bersih BTPN sampai dengan 30 Juni 2009 mengalami penurunan sebesar 33% (dibandingkan 30 Juni 2008) menjadi Rp 140,6 miliar. Namun bila dibandingkan dengan laba bersih triwulan pertama 2009 sebesar Rp 57,4 miliar, maka laba bersih triwulan kedua 2009 mengalami peningkatan sebesar 45% menjadi Rp 83,2 miliar.

Sampai dengan 30 Juni 2009, jumlah jaringan distribusi BTPN meningkat 47% dari 467 kantor pada akhir tahun 2008 menjadi 688 kantor per 30 Juni 2009, termasuk diantaranya 241 kantor jaringan UMK yang dikenal sebagai  BTPN|mitra usaha rakyat. Peningkatan jaringan distribusi tersebut disertai dengan peningkatan jumlah karyawan yang meningkat 48% menjadi 7.749 orang per 30 Juni 2009 dari 5.237 orang per akhir tahun 2008.

BTPN|mitra usaha rakyat menawarkan Opportunities for Growth atau kesempatan untuk tumbuh, dimana tidak saja disediakan Capital to Grow atau solusi keuangan untuk tumbuh, tetapi juga Capacity to Grow dimana nasabah dibekali ketrampilan dan informasi untuk mengembangkan usaha.

Sementara pada segmen pensiunan, beberapa saat lalu BTPN telah meluncurkan Program Sehat & Sejahtera (PSS), yaitu suatu program kepedulian untuk membantu para pensiunan hidup  lebih sehat dan sejahtera. PSS dilaksanakan secara regular dalam bentuk penyediaan rumah komunitas pensiunan, informasi kesehatan, program konsultasi (dialog Interaktif, layanan kesehatan gratis dan berbagi cerita sukses), serta informasi peluang bisnis.

“Kami yakin dengan pengembangan infrastruktur operasional, pengelolaan manajemen risiko yang baik, penambahan cabang UMK, pengembangan segmen Pensiunan dan penambahan jumlah SDM, akan mampu meningkatkan kinerja BTPN ke depan secara optimal dan berkelanjutan,” jelas Jerry. 

Selain perkembangan positif di atas, per 30 Juni 2009 BTPN mampu mempertahankan rasio kecukupan modal sebesar 23,0% atau jauh di atas ketentuan minimum Bank Indonesia sebesar 8%. 

Dalam waktu dekat ini BTPN berencana menerbitkan obligasi sebesar Rp 500 miliar dengan penjamin emisi penerbitan obligasi PT CIMB Securities Indonesia dan PT Mandiri Sekuritas. Pada awal bulan ini, BTPN telah mendapatkan National Long-term rating A+ (idn) dengan Positive Outlook dari Fitch Ratings. “Penerbitan obligasi ini merupakan bagian dari strategi BTPN untuk menjamin pendanaan jangka panjang sebagai pendukung dana yang dihimpun dari masyarakat sehingga kami dapat menjalankan fungsi intermediasi lebih optimal lagi,” jelas Jerry menutup pembicaraan.

 


Untuk informasi lebih lanjut hubungi:

 

PT Bank BTPN Tbk
Andrie Darusman – Communications & Daya Head
Email: [email protected] atau [email protected]

 

Sekilas tentang Bank BTPN

PT Bank BTPN Tbk (Bank BTPN) merupakan bank devisa hasil penggabungan usaha PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI) pada Februari 2019. Bank BTPN melayani berbagai segmen yang ada di industri perbankan, mulai dari ritel hingga korporasi, termasuk para pensiunan, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), komunitas prasejahtera produktif; segmen consuming class; serta segmen korporasi. Layanan kami tersedia di unit-unit bisnis Bank BTPN, yaitu BTPN Sinaya—unit bisnis pendanaan, BTPN Purna Bakti—unit bisnis yang melayani nasabah pensiunan, BTPN Bisnis Mikro—unit bisnis yang melayani pelaku usaha mikro, BTPN Business Banking—unit bisnis yang melayani pelaku usaha kecil dan menengah, Jenius—platform perbankan digital untuk segmen consuming class, dan unit bisnis korporasi yang melayani perusahaan besar nasional, multinasional, dan Jepang. Selain itu, Bank BTPN memiliki anak usaha yaitu PT Bank BTPN Syariah Tbk yang melayani nasabah dari komunitas prasejahtera produktif. Melalui Program Daya, yaitu program pemberdayaan yang berkelanjutan dan terukur, Bank BTPN secara reguler memberikan pelatihan dan informasi untuk meningkatkan kapasitas nasabah sehingga memiliki kesempatan tumbuh dan mendapatkan peluang untuk hidup yang lebih baik.