14 Agustus 2008

BI RATE NAIK 25 BPS MENJADI 9%


Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada tanggal 5 Agustus 2008 memutuskan untuk kembali menaikkan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 9.0%. Keputusan tersebut dimaksudkan untuk memantapkan stabilitas perekonomian dan sistem keuangan Indonesia, khususnya untuk mendukung pencapaian sasaran inflasi dalam jangka menengah.

 

"Bank Indonesia masih melihat adanya risiko tekanan inflasi ke depan yang bersumber dari gejolak harga minyak dan pangan dunia, serta tekanan permintaan dalam negeri", demikian disampaikan Gubernur Bank Indonesia, Boediono usai RDG. Masih tingginya risiko tekanan inflasi tersebut menjadi pertimbangan Bank Indonesia untuk kembali menaikkan BI Rate pada bulan ini. Namun, dampak kenaikan BBM terhadap inflasi sudah sangat berkurang. Guna mengefektifkan kebijakan moneter, kenaikan BI Rate tersebut juga diiringi oleh optimalisasi penggunaan instrumen kebijakan moneter lainnya seperti pengendalian volatilitas nilai tukar dan penyerapan ekses likuiditas melalui Operasi Pasar Terbuka (OPT). Dengan kebijakan yang terpadu tersebut, inflasi 2009 pada kisaran 6,5%-7,5% diharapkan dapat tercapai.

 

Kenaikan BI Rate sebesar 25 bps pada bulan Agustus 2008 diprakirakan tidak akan mengganggu aktivitas perekonomian Indonesia. Berbagai indikator menunjukkan permintaan dalam negeri masih kuat. Ketahanan industri perbankan tetap terjaga dan didukung pelaksanaan fungsi intermediasi yang baik.  Kredit perbankan masih tumbuh sebesar 31,6% (yoy), dengan NPL yang menurun menjadi 4,08% (gross). Penjualan kendaraan bermotor dan semen masih meningkat pesat. Perekonomian Indonesia di tahun 2008 diprakirakan masih akan tetap tumbuh baik ditopang oleh pertumbuhan ekspor, pengeluaran konsumsi masyarakat, dan pengeluaran pemerintah yang cukup tinggi. Permintaan dalam negeri juga ditopang oleh meningkatnya belanja daerah dan telah dimulainya tahapan Pemilu 2009.

 

Angka inflasi pada Juli 2008 secara bulanan tercatat 1,37% sehingga realisasi inflasi tahunan menjadi sebesar 11,90% meningkat dari bulan sebelumnya sebesar 11,03%. Dengan perkembangan tersebut, inflasi Januari-Juli 2008 mencapai 8,85%, jauh lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (2,72%). Dengan memperhitungkan beberapa faktor risiko serta tekanan inflasi yang masih akan timbul hingga akhir tahun, Bank Indonesia memprakirakan inflasi IHK pada akhir tahun 2008 akan berada pada kisaran 11,5%-12,5% (yoy). Sementara itu, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) diprakirakan masih akan menunjukkan kinerja yang meningkat sehingga kestabilan nilai tukar juga dapat terjaga dengan baik.  Cadangan devisa hingga akhir Juli 2008 tercatat USD 60,56 miliar atau setara dengan 4,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah.

 

Dewan Gubernur akan senantiasa mengevaluasi prospek perkembangan ekonomi dan inflasi berdasarkan informasi-informasi terbaru dalam rangka penetapan stance kebijakan moneter yang optimal di masa mendatang.

 

(FDT: Siaran PERS BI di  http://www.bi.go.id/web/id/Ruang+Media/Siaran+Pers/sp_103808.htm)


Untuk informasi lebih lanjut hubungi:

 

PT Bank BTPN Tbk
Andrie Darusman – Communications & Daya Head
Email: [email protected] atau [email protected]

 

Sekilas tentang Bank BTPN

PT Bank BTPN Tbk (Bank BTPN) merupakan bank devisa hasil penggabungan usaha PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI) pada Februari 2019. Bank BTPN melayani berbagai segmen yang ada di industri perbankan, mulai dari ritel hingga korporasi, termasuk para pensiunan, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), komunitas prasejahtera produktif; segmen consuming class; serta segmen korporasi. Layanan kami tersedia di unit-unit bisnis Bank BTPN, yaitu BTPN Sinaya—unit bisnis pendanaan, BTPN Purna Bakti—unit bisnis yang melayani nasabah pensiunan, BTPN Bisnis Mikro—unit bisnis yang melayani pelaku usaha mikro, BTPN Business Banking—unit bisnis yang melayani pelaku usaha kecil dan menengah, Jenius—platform perbankan digital untuk segmen consuming class, dan unit bisnis korporasi yang melayani perusahaan besar nasional, multinasional, dan Jepang. Selain itu, Bank BTPN memiliki anak usaha yaitu PT Bank BTPN Syariah Tbk yang melayani nasabah dari komunitas prasejahtera produktif. Melalui Program Daya, yaitu program pemberdayaan yang berkelanjutan dan terukur, Bank BTPN secara reguler memberikan pelatihan dan informasi untuk meningkatkan kapasitas nasabah sehingga memiliki kesempatan tumbuh dan mendapatkan peluang untuk hidup yang lebih baik.