26 Agustus 2019

Fokus Konsolidasi, Kinerja BTPN Tetap Tumbuh Positif


JAKARTA 26 Agustus 2019 –  Fokus melakukan konsolidasi dan integrasi, PT Bank BTPN Tbk berhasil menjaga momentum pertumbuhan dengan membukukan kinerja positif. Selain mencetak kenaikan laba, fungsi intermediasi juga terjaga baik dengan tetap memperhatikan kualitas pembiayaan. Begitu pula segmen nasabah yang dilayani, kini semakin luas sebagai dampak positif dari penggabungan usaha dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI) pada Februari 2019.  

 

Total penyaluran kredit mencapai Rp143,4 triliun pada akhir Juni 2019, tumbuh 112% (year on year/yoy) dibandingkan posisi yang sama tahun lalu senilai Rp67,7 triliun. Pencapaian ini diimbangi dengan prinsip kehati-hatian yang tecermin pada angka rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) di level 0,8% (gross). Adapun rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) terjaga di level 23,3%, masih sangat kuat untuk menopang target pertumbuhan.

 

Direktur Utama Bank BTPN, Ongki Wanadjati Dana, menjelaskan jumlah penyaluran kredit merupakan data gabungan dari SMBCI dan Bank BTPN, terhitung sejak efektif merger pada 1 Februari 2019. Namun demikian, jika dihitung secara normal, penyaluran kredit sejatinya bertumbuh 10%. “Hal ini masih sejalan dengan rata-rata pertumbuhan kredit industri. Dengan kondisi ekonomi yang menantang, dan situasi perusahaan yang masih dalam fase konsolidasi, pencapaian ini patut kami syukuri,” kata Ongki.

 

Pertumbuhan kredit semester I-2019 banyak ditopang pembiayaan korporasi, usaha kecil dan menengah (small medium enterprises/SME), pembiayaan konsumer, dan pembiayaan prasejahtera produktif melalui anak usaha, BTPN Syariah. “Selain fokus melayani existing business, kami juga terus mengembangkan segmen korporasi. Antara lain berpartisipasi dalam pembiayaan sindikasi, project financing di bidang infrastruktur dan energi, trade finance, serta berkolaborasi dengan multifinance untuk pembiayaan otomotif. Hal ini merupakan bentuk komitmen kami dalam menggerakkan sektor riil dan berpartisipasi mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” katanya.       

 

Ongki menilai pembiayaan ke segmen korporasi dan industri pendukungnya masih memiliki ruang pertumbuhan cukup menjanjikan. Optimisme ini selaras dengan sejumlah agenda pemerintah dalam menggalakkan infrastruktur, mewujudkan pemerataan kesejahteraan dengan menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi baru, serta komitmen meningkatkan kapasitas industri lokal. “Asia saat ini merupakan salah satu pusat pertumbuhan ekonomi global dan Indonesia memiliki posisi strategis di dalamnya. Ini adalah kesempatan, termasuk bagi perbankan. Sebagai bagian dari jaringan global SMBC dan dukungan penuh pemegang saham, kami memiliki kapasitas untuk ikut mengoptimalkan peluang tersebut,” katanya. 

 

Di samping menjajaki peluang bisnis baru, Bank BTPN juga tetap konsisten menciptakan inovasi produk dan layanan berbasis digital melalui Jenius, serta melakukan digitalisasi di existing business. Digitalisasi ini menjadikan Bank BTPN lebih terintegrasi dan lebih fokus pada pemenuhan kebutuhan nasabah secara cepat, mudah dan aman. Hingga akhir Juni 2019, total pengguna Jenius mencapai 1,6 juta nasabah, tumbuh 130% dari posisi Juni 2018 sebanyak 704 ribu nasabah. “Salah satu kunci sukses Jenius adalah kemampuan untuk terus konsisten menghasilkan fitur-fitur baru yang unik tapi relevan dengan kebutuhan nasabah. Bukan hanya pada keunikan produk, tetapi juga cara melayaninya. Kami meyakini, platform digital ini akan memainkan peran penting dalam pengembangan bisnis ritel dan komersial BTPN di masa mendatang,” katanya.   

   

Di tengah situasi makro ekonomi yang menantang dan kondisi internal perusahaan yang masih berintegrasi dan berkonsolidasi, Bank BTPN mencatat kenaikan aset sebesar 87%, dari Rp99,9 triliun pada Juni 2018 menjadi Rp187,05 triliun pada Juni 2019. Adapun laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik mencapai Rp1,2 triliun, meningkat 13% dari posisi tahun lalu Rp1,09 triliun. 


Untuk informasi lebih lanjut hubungi:

 

PT Bank BTPN Tbk
Andrie Darusman – Communications & Daya Head
Email: [email protected] atau [email protected]

 

Sekilas tentang Bank BTPN

PT Bank BTPN Tbk (Bank BTPN) merupakan bank devisa hasil penggabungan usaha PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI) pada Februari 2019. Bank BTPN melayani berbagai segmen yang ada di industri perbankan, mulai dari ritel hingga korporasi, termasuk para pensiunan, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), komunitas prasejahtera produktif; segmen consuming class; serta segmen korporasi. Layanan kami tersedia di unit-unit bisnis Bank BTPN, yaitu BTPN Sinaya—unit bisnis pendanaan, BTPN Purna Bakti—unit bisnis yang melayani nasabah pensiunan, BTPN Bisnis Mikro—unit bisnis yang melayani pelaku usaha mikro, BTPN Business Banking—unit bisnis yang melayani pelaku usaha kecil dan menengah, Jenius—platform perbankan digital untuk segmen consuming class, dan unit bisnis korporasi yang melayani perusahaan besar nasional, multinasional, dan Jepang. Selain itu, Bank BTPN memiliki anak usaha yaitu PT Bank BTPN Syariah Tbk yang melayani nasabah dari komunitas prasejahtera produktif. Melalui Program Daya, yaitu program pemberdayaan yang berkelanjutan dan terukur, Bank BTPN secara reguler memberikan pelatihan dan informasi untuk meningkatkan kapasitas nasabah sehingga memiliki kesempatan tumbuh dan mendapatkan peluang untuk hidup yang lebih baik.