04 April 2011

BTPN SELENGGARAKAN RUPST : KONSISTEN BERDAYAKAN SEGMEN PENSIUNAN DAN UMK


Jakarta, 4 April 2011, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Beberapa keputusan penting dalam RUPST tersebut antara lain adalah persetujuan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2010, penggunaan laba bersih sebagai cadangan perseroan dan sebagai saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya (retained earnings), dan tidak dibagikannya dividen sebagai bentuk komitmen pemegang saham menopang pertumbuhan bisnis.

Sepanjang 2010, BTPN membukukan pertumbuhan kinerja yang prima. Selaras dengan visinya untuk menjadi bank mass market terbaik, mengubah hidup berjuta rakyat Indonesia, selama ini BTPN konsisten mengembangkan bisnis di segmen mass market, dengan melayani dan memberdayakan para pensiunan dan pelaku Usaha Mikro & Kecil (UMK).

Jerry Ng, Direktur Utama BTPN mengungkapkan, “BTPN senantiasa mempertahankan misinya untuk menciptakan kesempatan tumbuh, visinya untuk mengubah hidup berjuta rakyat dan nilai-nilainya untuk terus berkinerja unggul secara berkelanjutan. Kinerja prima yang kami capai di 2010, merupakan refleksi keyakinan kami bahwa keterlibatan BTPN dalam memberdayakan nasabah, akan berdampak secara langsung pada pertumbuhan usaha BTPN atau yang kami sebut sebagai “Peluang Sekaligus Panggilan”.

Dengan strategi bisnis yang unik dan fokus tersebut, per 31 Desember 2010 pertumbuhan kredit BTPN mencapai 48% (year-on-year/yoy) dari Rp 15,7 triliun menjadi Rp 23,3 triliun. Sementara Dana Pihak Ketiga tumbuh 38% (yoy) mencapai Rp 25,5 triliun. Aset BTPN juga mengalami peningkatan signifikan, mencapai Rp 34,5 triliun atau meningkat 55% (yoy).

Pertumbuhan kredit yang tinggi dengan kualitas yang terjaga membuahkan peningkatan laba bersih BTPN, yang mencapai Rp 836,8 miliar pada 31 Desember 2010, atau tumbuh signifikan sebesar 99% (yoy). Rasio kecukupan modal BTPN (CAR) berada di posisi 23,4%, yang menempatkan BTPN sebagai salah satu bank publik dengan rasio kecukupan modal tertinggi.

RUPST memutuskan bahwa laba bersih tahun 2010 tersebut akan dibukukan sebagai cadangan perseroan sesuai Undang-undang PT, dan laba ditahan (retained earning). Sebesar Rp 3,78 miliar dari laba bersih disisihkan untuk menambah cadangan perseroan yang sekarang berjumlah Rp 18,88 miliar. Sehingga jumlah cadangan perseroan menjadi Rp 22,65 miliar atau sesuai Undang-undang PT sebesar 20% dari besarnya modal ditempatkan dan modal disetor sebesar Rp 113,27 miliar. Sisa laba bersih tahun 2010 sebesar Rp 833,04 miliar akan dibukukan sebagai laba ditahan (retained earning). 

“Keputusan RUPST untuk tidak membagikan dividen dan membukukan laba bersih tahun 2010 sebagai cadangan dan laba ditahan mencerminkan komitmen dan konsistensi pemegang saham dalam mendukung dan memperkuat pertumbuhan bisnis BTPN kedepannya,” lanjut Jerry.

Saat ini BTPN telah melayani lebih dari 800.000 nasabah, bertumbuh pesat dalam kurun waktu kurang dari 3 tahun, melalui 1.056 jaringan kantor yang telah beroperasi secara online realtime, yang tersebar dari Aceh hingga Papua.

“Dengan dukungan dari seluruh stakeholders, kinerja prima selama tahun 2010 akan menjadi momentum yang kuat bagi kami untuk terus bertumbuh secara berkelanjutan,” tutur Jerry menutup pembicaraan.


Untuk informasi lebih lanjut hubungi:

 

PT Bank BTPN Tbk
Andrie Darusman – Communications & Daya Head
Email: [email protected] atau [email protected]

 

Sekilas tentang Bank BTPN

PT Bank BTPN Tbk (Bank BTPN) merupakan bank devisa hasil penggabungan usaha PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI) pada Februari 2019. Bank BTPN melayani berbagai segmen yang ada di industri perbankan, mulai dari ritel hingga korporasi, termasuk para pensiunan, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), komunitas prasejahtera produktif; segmen consuming class; serta segmen korporasi. Layanan kami tersedia di unit-unit bisnis Bank BTPN, yaitu BTPN Sinaya—unit bisnis pendanaan, BTPN Purna Bakti—unit bisnis yang melayani nasabah pensiunan, BTPN Bisnis Mikro—unit bisnis yang melayani pelaku usaha mikro, BTPN Business Banking—unit bisnis yang melayani pelaku usaha kecil dan menengah, Jenius—platform perbankan digital untuk segmen consuming class, dan unit bisnis korporasi yang melayani perusahaan besar nasional, multinasional, dan Jepang. Selain itu, Bank BTPN memiliki anak usaha yaitu PT Bank BTPN Syariah Tbk yang melayani nasabah dari komunitas prasejahtera produktif. Melalui Program Daya, yaitu program pemberdayaan yang berkelanjutan dan terukur, Bank BTPN secara reguler memberikan pelatihan dan informasi untuk meningkatkan kapasitas nasabah sehingga memiliki kesempatan tumbuh dan mendapatkan peluang untuk hidup yang lebih baik.